Faith - Hope - Love

12 March 2009

Berdialog dengan Islam

Gereja katolik secara resmi telah mengajak agar persaudaraan sejati dengan umat islam senantiasa diteguhkan dan dikembangkan dengan dialog-dialog yang serius. Dialog dapat diteguhkan dan dikembangkan dengan aneka cara, baik dalam tataran wacana/pandangan maupun dalam tataran praktis, dengan aneka karya atau perbuatan yang dilakukan bersama. Dasar dialog sendiri harus terus dikembangkan dengan terus mencari kesamaan, baik dalam keyakinan sejarah maupun dalam keprihatinan bersama. Agar ineraksi dapat berjalan dengan baik, maka umat Katolik perlu memahami beberapa pokok ajaran agama Islam dan ajaran Katolik terutama mengenai dialog dengan umat beragama Islam, sehingga dapat melakukan usaha membangun persaudaraan sejati.

A. Penjelasan Singkat Mengenai Ajaran Islam
1. Islam dan Umat Islam
Islam (bahasa Arab) berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah, masuk ke dalam suasana damai, sejahtera, dan hubungan serasi, baik antar sesama manusia maupun antara manusia dengan Allah. Mereka mengimani bahwa agama Islam seluruhnya secara lengkap, sebagai suatu sistem, berasal dari Allah sendiri yang mewahyukan kepada Nabi Muhammad dengan perantaraan malaikat Jibril.
Orang-orang muslimin merupakan sebuah kelompok yang terjalin erat berkat iman pada agama yang sama. Persekutuan muslimin ini disebut “ummah” atau “ummat”. Ikatan berdasarkan agama yang sama ini disebut “ukhuwah islamiyah” yang berarti persaudaraan islam.
Ummah ini seharusnya dipimpin oleh seorang pemimpin yang disebut “khalifah”. Sejak hancurnya ke-khalifa-an tahun 1256, karena dikalahkan oleh pasukan Mongol Hulagu, umat Islam mengalami kekosongan kpemimpinan khalifah sampai sekarang.

2. Tauhid, Nama-nama, dan Sifat-sifat Allah
Islam merupakan agama monotheis dengan tekanan yang amat kuat pada Allah yang Mahabesar (“Allahu akbar” menjadi seruan yang kerap digunakan di mana-mana). Allah yang diimani mempunyai 20 sifat dan 100 nama yang indah. Orang muslim yang saleh mencoba mengucapkan keseratus nama Allah yang indah itu dengan pertolongan tasbih yang berupa sebuah untaian 100 butir-butiran.
Monotheisme Islam (yang disebut “tauhid”) sedemikian ditekankan sehingga tak ada toleransi sedikitpun terhadap apapun yang mengaburkan keesaan Allah. “Syirik” atau mensyarikat-kan Allah, berarti menempatkan sesuatu, betapapun kecilnya di samping atau sejajar dengan Allah. Syirik merupakan dosa besar. Penyembahan berhala merupakan dosa yang tidak dapat diampuni. Islam mendefinisikan penyembahan berhala secara konsisten dan seksama.
Jihad (perang suci) sebagaian berkembang sebagai tanggapan terhadap penyembahan berhala. Allah dipahami sebagai pencipta segala sesuatu dan oleh karena iu Allah harus diterima dan disembah semua orang. Seorang penyembah berhala menjadi sasaran serangan karena merupakan ancaman bagi Islam dan melakukan syirik.
Para sarjana Islam mengenal empat macam jihad atau “perjuangan mati-matian”, yaitu Jihad hati (perjuangan rohani), jihad tangan (perjuangan fisik, kerja, tugas), jihad lidah (perjuangan dalam pewartaan), dan jihad pedang (perjuangan dalam peperangan).

3. Iman Islam
Kesaksian pokok iman Islam dirumuskan dalam kalimat syahadat yang terdiri atas dua kalimat (karena itu dinamakan dua kalimat syahadat). Yang pertama kesaksian atas Allah yang Mahaesa, sedangkan yang kedua kesaksian atas Muhammad sebagai rasul Allah. Kalimat syahadat ini diucapkan pada waktu orang menjadi muslim (sebagai ucapan upacara inisiasi dari non-Islam ke Islam dan waktu akad nikah). Syahadat akan Allah yang Mahaesa ini merupakan salah satu dari keenam rukun iman dalam Islam.
Kelima rukun iman lainnya adalah iman dan percaya pada Malaikat, Kitab Suci Alquran, Rasul, hari Kiamat, dan Takdir Ilahi.. Islam mengajarkan bahwa dalam kurun waktu tertentu Allah memberikan wahyuNya kepada manusia tertentu dengan perantaraan malaikat Jibril. Orang yang mendapat wahyu ini disebut nabi. Bila nabi itu diutus mewartakan wahyu yang diterimanya itu kepada orang-orang lain, ia disebut rasul, yang berarti utusan Allah.
Wahyu yang diberikan kepada para nabi berupa sebuah Kitab Suci yang merupakan kutipan langsung dari induk Kitab Suci (ummal kitab) yang tersimpan di surge (al lauh al mahfudz). Allah memberikan Alquran kepada segenap umat manusia melalui Muhammad, dalam bahasa Arab dan merupakan Kitab Suci terakhir dan tersempurna dari segala kitab yang pernah ada.
Kedudukan Alquran dalam kehiduapan umat Islam sangatlah sentral, melebihi kedudukan Muhammad sendiri. Di dalam Alquran termuat wahyu ilahi sendiri secara sempurna, tanpa cacat sedikitpun. Termuat di dalamnya segala sesuatu yang dibutuhkan manusia dalam segala aspek kehidupannya baik yang menyangkut hubungannya dengan Tuhan (= ibadah) maupun yang mengatur kehidupan antar manusia (=mu’amalat). Karena itu, Alquran sangat dihormati. Membacanyapun merupakan suatu ibadah yang sangat mendatangkan pahala, tidak hanya bagi yang membacanya tetapi juga bagi yang mendengarkannya. Supaya sebanyak mungkin orang dapat memperoleh pahala, pembacaan Alquran tidak hanya dalam hati, tetapi dengan suara yang dapat didengarkan juga oleh orang lain.
Di dalam Alquran disebutkan juga berbagai tokoh dari Perjanjian Lama. Isa bin Maryam dikemukakan dengan panjang lebar sebagi nabi yang istimewa, bahkan disebut sebagai kalimat Allah, tetapi Dia bukanlah Allah. Maria diceritakan berkaitan dengan Isa al Masih bin Maryam ini (surat al Maryam)

4. Arkan al-Islam: Rukun Islam
Sebagi orang muslimin sikap yang tepat bagi seseorang dihadapan Allah adalah takwa dan takut kepada Allah, taat dengan segala perintahNya, sebagaimana dituliskan dalam Alquran. Manusia adalah hamba Allah dan abdi Allah. Kewajiban-kewajiban pokok yang harus dijalankan oleh setiap orang muslim terangkum dalam lima rukun Islam atau pilar penyangga keislaman (arkan al Islam), yakni: syahadat, sholat lima waktu, saum (puasa dalam bulan Ramadhan), zakat, dan haji.

5. Al Ahkam al Khamsa: Hukum Islam
Tujuan hidup manusia adalah mencari ridha Ilahi, mecari perkenanan Allah, hidup sedemikian rupa sehingga Alla tidak marah, melainkan berkenan. Perbuatan-perbuatan yang berkenan pada Allah (disebut halal) medatangkan pahala bagi pelakunya. Sebaliknya, perbuatan-perbuatan yang menimbulkan kemarahan Allah (disebut haram) menimpakan hukuman pada pelakunya.

Ada lima hukum Islam, yakni
a. Wajib atau Fardh (harus dilakukan)
b. Sunnah atau Mustahabb ( sebaiknya dilakukan)
c. Mubah atau Jaiz (diperbolehkan)
d. Makruh (sebaiknya tidak dilakukan)
e. Haram (dilarang)

Halal haramnya sesuatu dapat diketahui dari Alquran sendiri. Bila tidak ada di dalam Alquran, diaculah sumber yang kedua yakni Sunnah Nabih (perkataan, tingkah laku, dan perbuatan nabi Muhammad sendiri). Sunnah nabi dikumpulkan dalam kitab-kitab yang disebut Hadist. Hadist berarti tradisi, teapi di sini adalah tradisi atau adat kebiasaan Muhammad itu sendiri.

6. Tassawwuf: Mistik dalam Islam
Dalam sejarah perkembangan umat Islam, ilmu Figh (hukum Islam) menempati peranan yang utama. Karena terlalu menekankan hukum, muncullah penghayatan keagamaan yang sangat legalistis. Hubungan dengan Allah menjadi kering, sehingga muncullah gerakan mistik dalam umat Islam dan cara penghayatan keagamaan ini dikenal dengan nama “tasawwuf”., sedangkan orang yang menjalankan cara hidup ini disebut sufi. Hampir semua wali dari wali songo yang menyebarkan Islam di pulau Jawa adalah orang-orang sufi.

B. Ajaran Agama Islam dan katolik tentang Sikap terhadap Agama Lain
Sikap Islam terhadap agama lain terungkap dalam:
1. Surat Al Baqarah 62
Dalam hubungan dengan agama lain, agama Islam mempunyai sikap dasar toleransi yang tinggi. Toleransi Islam digariskan langsung oleh Allah dalam Alquran. Misalnya dalam Surat Al Baqarah 62 disebutkan “Sesungguhnya orang-orang beriman dan orang Yahudi dan Nasrani dan Kaum Shobiin itu adalah orang-orang yang percaya kepada Allah, hari kiamata dan beramal soleh maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya, dan tidak ada ketakutan bagi mereka dan juga tidaklah mereka merasa patah hati.”

2. Surat Al Maidah 83
Dalam Surat Al Maidah 82 juga disebutkan: “ Dan sesungguhnya kamu akan mendapatkan orang-orang mukmin ialah mereka yang menyatakan dirinya kami adalah orang-orang Nasrani.”
Dalam Islam juga ada keyakinan bahwa tidak ada paksaan dalam memeluk agama. Bahkan Nabi Muhammad sendiri telah banyak memberi contoh bagaimana ia menghormati dan menyayangi orang-orang yang beragama lain.

Ajaran Katolik tentang sikap terhadap Islam
Dalam dekrit Konsili Vatikan II, tentang hubungan Gereja dengan agama-agama bukan Kristen (Nostra Aetate 3), sikap Gereja Katolik terhadap Islam dirumuskan sebagai berikut:
“Gereja juga menghargai umat Islam, yang menyembah Allah satu-satunya, penuh belas kasihan, maha kuasa, Pencipta langit dan bumi, yang telah bersabda kepada umat manusia. Kaum muslimin berusaha menyerahkan diri dengan segenap hati kepada ketetapan-ketetapan Allah yang juga bersifat rahasia, seperti dahulu Abraham-iman Islam dengan rela mengacu kepadanya – telah menyerahkan diri kepada Allah. Mereka menghormati Yesus sebagai nabi. Mereka juga menghormati Maria bundanya yang tetap perawan, dan pada saat-saat tertentu dengan khidmat berseru kepadanya. Selain itu mereka mendambakan Hari pengadilan, bila Allah akan mengganjar semua orang yang telah bangkit, maka mereka juga menjunjung tinggi kehidupan susilah, dan berbakti kepada Allah terutama dalam doa, dengan memberi sedekah, dan berpuasa.
Memang benar dis epanjang sejarah cukup sering telah timbul pertikaian dan mendorong permusuhan antara umat Kristen dan Muslimin. Konsili suci mendoroang mereka semua supaya melupakan yang sudah-sudah dan dengan tulus hati melatih diri untuk saling memahami, dan supaya bersama-sama membela serta mengembangkan keadilan social bagi semua orang, nilai-nilai moral, maupun perdamaian dan kebebasan.”

C. Dialog Membangun Persaudaraan Sejati dengan Islam
1. Bentuk-bentuk dialog
a. Dialog kehidupan
Dalam kehidupan bermasyarakat dapat terjadi bahwa kita berdampingan dengan sesame saudara Islam. Kita harus berusaha untuk hidup rukun dan saling bertegur sapa.

b. Dialog Karya
Ada banyak karya demi kepentingan umum dan demi kemanusiaan yang mendorong kita untuk bekerja sama. Dalam kerja sama itu kita akan lebih dekat dan lebih mengenal satu sama lain.

c. Dialog Teologis (doktrin)
Ada banyak ajaran Islam yang indah dan menyelamatkan. Konsili vatikan II mengatakan bahwa dalam agama Islam pasti ada banyak kebenaran dan keselamatan yang dapat kita timba. Demikian juga sebaliknya.

d. Dialog Iman
Kita saling mensharingkan kesaksian hidup kita sebagai seorang beriman, dapat juga saling meneguhkan

2. Menghilangkan rasa curiga dan membangun persaudaraan sejati
a. Hal-hal yang dapat menghambat pelaksanaan dialog antara lain:
- sikap saling curiga kepada satu sama lain;
- issue Kristenisasi dan Islamisasi
- takut dan curiga
- menutup diri
- menganggap diri paling baik dan yang lain salah, dsb
b. Kita dapat menghilangkan sikap saling curiga dan arogansi antara lain dengan saling membuka diri, berusaha untuk saling mengenal; saling mengunjungi dalam kesempatan-kesempatan tertentu; bahu membahu untuk menyelesaikan masalah bersama; saling menghormati.

Sumber:
1. Iman Katolik
2. Seri Murid-murid Yesus
3. Dewasa dalam Penghayatan Iman

Comments :

0 komentar to “Berdialog dengan Islam”

Post a Comment

Copyright © 2009 by Widi Agung "Tekek" Nugroho

Template by Blog Templste 4 U | Edited By Free Download